Pendidikan Pondok Pesantren Menjaga Anak Didik Dari Dampak Negatif
Perkembanga Zaman di Era Informasi Dan Transformasi
Oleh: Ust. H. Buchori Al Aroby (Pengasuh Ponpos Nurul Huda)
Disampaikan pada acara Haflah Akhirussanah Ponpos, MI, MTs, MA Nurul Huda (YADIN)
pada Tgl. 02 Juni 2016
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ada dua kebahagiaan kita sebagai orang tua; Pertama, kita beruntung
menjadi orang Islam. Kedua, kita beruntung punya anak didik dengan cara
Islam.
Melihat perkembangan Islam di negara luar, yaitu terjadinya degradasi dan
dekadensi moral yang pernah terjadi dahulu di Katalunya Spanyol di Barselona.
650 tahun Islam disana, tetapi kebanyakan muslim di sana tidak mengerti apa itu
Islam. Bayangkan, negara kita ini dari abad ke-7 sudah mengenal Islam, sekitar
350 tahun kita dibutakan oleh penajajah Belanda. Sekitar 70 tahun kita merdeka,
ternyata sekarang bangsa ini kembali sakit dan di Jajah. Dijajah bukan dengan
senjata, bom meriam, peluru, tetapi kita perihatin dengan keadaaan dan
keberadaan bangsa kita belakangan ini.
Moralitas bangsa kita saat ini sudah pada titik yang memperihatinkan,
dibengkulu terjadi pemerkosaan sisiwa SMP kelas 3 oleh 14 pemuda yang sedang
mabuk, di semarang siswa SD di perkosa oleh kawan-kawan sekolahnya, di Dadap, seorang karyaawan di perkosa dan dipacul bagian kemaluannya oleh
pacarnya. Keadaaan seperti ini sudah sampai kepada keprihatinan yang di
gambarkan oleh Allah SWT, dalam surat Maryam ayat 59
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam : 59)
Wahai manusia, nanti kalian akan sampai kepada suatu zaman, dimana saat itu
anak-anak cucu yang kalian tinggalkan sudah tidak lagi mengenal agama, dia tinggalkan
sholat, dan yang di pertuhankan itu syahwatnya, nafsunya, dan seleranya,
sehingga kita dapat meihat perbuatan-perbuatan yang cabul itu bukan lagi hal
yang tabu. Tapi menjadi perbuatan yang dianggap layak untuk di pertontonkan, sehingga
hilangnya rasa malu kepada Allah Swt. Nauzu billahi min zalik....
Madrasa, pondok pesantren didirikan oleh ulama-ulama terdahulu yang mencoba
membuat terobosan dengan suatu sistem pendidikan “Boarding School”,
dimana santri tinggal di pondok pesantren dan tidak boleh pulang kerumah. Selama
24 jam di kontrol oleh ustazd-ustadz pondok pesantren yang mengawasi tumbuh kembang pendidikan anak,
mental dan akhlak mereka.
Pondok pesantren Nurul Huda ini adalah pondok pesantren yang sederhana,
tidak mewah, tidak punya lahan yang sangat luas, gedung yang megah, tetapi
Insya Alla kita mendidik para santri dan menjaga betul dari apa yang mereka
makan dan yang mereka nikmati serta fasilitas-fasilitas yang mereka rasakan,
terutama kita pastikan bahwasanya yang merekan makan adalah makanan yang halal
dan berkah.
Pesantren adalah sebuah model pendidikan yang sangat dibutuhkan dimasa
kini, karena sekarang itu kita sudah masuk di era informasi dan transformasi, dengan
akses menuju informasi luar sangatlah mudah sekali, bukan lagi menghitung hari,
menghitung jam tetapi menghitung detik. Dahulu orang kalu mau lihat film pergi ke
bioskop atau lihat jadwal di TV jam berapa film yang ingin kita tonoton. Tetapi
sekarang tidak seperti itu, kita dengan mudah mengakses segala informasi, baik
berupa berita, video dan lain-lain, kita buka Hp lalu koneksi ke internet, buka aplikasi video dan lain-lain, maka kita
bisa menbuka segala apapun yang kita inginkan, dampak baiknya ada, tetapi
dampak madhorotnta lebih besar bagi anak didik kita.
Perkembangan zaman itu laksana Mata Pisau, kalau di gunakan oleh orang tua
bisa bemanfaan untuk kebutuhan dapur bagi ibu-ibu, tatapi kalau yang gunakan
anak kecil itu sangat berbahaya sekali, butuh filter, pendamping, back up, dan
butuh filter yang sangat serius sekali. Karena bagaimapun juga anak-anak kita
adalah manusia, begitu dia lihat film kemudian harinya langsung dia
praktrekkan. Nauzu billahi min zalik... maka
ponpos Nurul Huda punya kebijakan, jika dia punya handphone maka di pondok
pesantrren dilarang memiliki handphone.
Perlu kita ketahui bahwasanya “orang yang paling beruntung adalah orang
yang ketika dia telah meninggal, anaknya bisa baca Al-quran”, jadi sangat beruntung
sekali anak-anak kita tinggal di pondok pesantren dan sekolah di madrasah, anak-anak kita diajarkan menbaca Al-qur’an dan
ilmu-ilmu Agama. Sehingga ketika orang tuanya meninggal, maka kewajiban anak
adalah mendoakan orang tuanya yang telah meninggal.
Satu hal yang paling penting bagi kita di pondok pesantren ini adalah bahwasanya
“Sanad Keilmuan Kita di Pondok Pesantren sangat Dekat dengan Rasulallah SAW.”
Jadi menuntul ilmu juga harus memperhatikan sanad keilmuan, agar ilmu yang kita
pelajari bukan ilmu yang menyesatkan dan semoga menjadi manfaat dan berkah di dunia
dan akhirat... Red..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
---Penyunting Berita: Muhammad Mahsun---